UPR Berkontribusi, Desa berinovasi

Detail Berita

TIM LPPM UPR DAN BAPPEDALITBANG KALTENG LAKUKAN KAJIAN PEMEKARAN PROVINSI KALTENG

May 082024

TIM LPPM UPR DAN BAPPEDALITBANG KALTENG LAKUKAN KAJIAN PEMEKARAN PROVINSI KALTENG

PALANGKA RAYA - Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ( , Rabu (24/4/2024) di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Dr Vivy Kristinae MSi dengan anggotanya Erwin Prasetya Toepak MSi, Ani Mahrita MSc dan Nurlia Eka Damayanti MSi.

Kegiatan survey dan FGD dilakukan dengan melibatkan tiga unsur, yakni pemerintah dari Bapperida Kotim, Perusahaan PT. Hutan Sawit Lestari dan CV. Bintari Jaya Abadi, serta Akademisi dari TIM Peneliti LPPM Universitas Palangka Raya.

Cok Orda Putra Legawa, M.Sc dari Bapperida Kotim menyampaikan bahwa di Sampit yang menjadi geliat potensi ekonomi adalah pariwisata, UMKM, perkebunan dan kebijakan dalam pelatihan penguatan bisnis kecil. Sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam potensi kebijakan Pemekaran Provinsi Kalteng.

Sementara itu dari PT. Hutan Sawit Lestari, Saiful menyampaikan pentingnya bersinergi dengan masyarakat, seperti plasma, kegiatan CSR juga persentase pekerja masyarakat lokal sampai pada analisis dampak lingkungan perusahaan.

"Hal ini untuk menjaga ekosistem dan biodiversitas yang berkelanjutan. Sehingga, tidak ada kerugian yang akibatkan oleh PT. HSL,"ucapnya.

Selanjutnya dari pihak CV. Bintari Jaya Abadi yang diwakilkan oleh Geriyedi menyampaikan, pertambangan batu di Pelataran harus memiliki ijin dan lokasi yang sesuai agar tidak ada konflik dengan masyarakat.

"Untuk pertambangan batu ini sering kali terlibat dalam program-program CSR (Corporate Social Responsibility) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal melalui pendidikan, kesehatan, dan pembangunan sosial ekonomi," ucapnya.

Sementara itu, Ketua TIM Kajian, Dr. Vivy Kristinae menyampaikan, bahwa sasaran kegiatan survey, FGD dan analisis data terkait potensi ekonomi, UMKM, Perkebunan dan Pertambangan sangat menarik dilaksanakan.

Kegiatan ini untuk penyamaan persepsi “Economics Sustainaibility” dengan beberapa factor kunci dalam kajian, antara lain:

  1. Pertumbuhan Ekonomi dan Potensi Sumber Daya, kajian potensi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah, mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi untuk berkembang, serta bagaimana memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di wilayah ini, seperti kekayaan hutan, pertanian, pertambangan,dan resouces UMKM masyarakat.
  1. Ketahanan Ekonomi terhadap Perubahan Global, memperhatikan era globalisasi, perubahan iklim, dan ketidakpastian ekonomi global, kajian ini dapat membantu merumuskan kebijakan yang membuat Kalimantan Tengah lebih tangguh terhadap perubahan eksternal dengan pilot project di Kotawaringin Timur dan dapat memanfaatkannya sebagai peluang.
  1. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, kajian ini dapat fokus pada cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta penanggulangan kemiskinan.
  1. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan, dengan mengidentifikasi cara terbaik untuk mengelola sumber daya alam, kajian ini dapat membantu menghindari eksploitasi yang berlebihan dan merumuskan strategi untuk pengelolaan yang berkelanjutan demi menjaga ekosistem dan lingkungan.
  2. Infrastruktur dan Teknologi, kajian ini menyoroti infrastruktur dan penerapan teknologi sebagai faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Perlu dianalisis kebutuhan infrastruktur apa saja yang diperlukan untuk mendukung sektor-sektor kunci yang ada di Kalimantan Tengah.
  3. Perubahan Demografis dan Urbanisasi, terkait pertumbuhan penduduk, perubahan demografis, dan urbanisasi adalah faktor-faktor yang perlu diperhitungkan. Kajian dapat membantu merumuskan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan demografis ini.
  4. Keberlanjutan Lingkungan dan Perlindungan Biodiversitas, memperhatikan kelestarian lingkungan dan perlindungan biodiversitas menjadi aspek kunci dalam kajian, terutama dalam konteks perubahan iklim global dan perlunya pelestarian ekosistem.
  5. Kondisi Sosial dan Budayauntuk dapat mempertimbangkan dampak kebijakan ekonomi terhadap masyarakat lokal dan budaya setempat. Pemahaman mendalam terhadap dinamika sosial dan budaya dapat membantu merancang kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (bud)


Sumber : https://www.kaltengpos.info